Bicara soal bisnis tidak selalu usaha retail atau produk barang dan jasa. Ikan nila pun bisa menjadi pilihan tepat untuk jadi usaha. Budidaya ikan nila di desa merupakan peluang usaha yang cukup besar dan menjadi pilihan sangat menarik. Lahan tidak menjadi masalah, karena bisa sewa terlebih dahulu. Ada banyak jenis kolam yang bisa dipilih seperti budidaya ikan nila di kolam beton, terpal atau langsung di tanah.
Seperti apakah peluang menguntungkan dari budidaya ikan nila? Jika berminat untuk mengelola usaha di bidang ini, sebaiknya kenali peluang dan analisisnya sebelum memulai. Yuk belajar dulu dan cari tahu betapa menguntungkannya bisnis budidaya ini.
Peluang Budidaya Ikan Nila di Desa yang Menguntungkan
Tujuan dari berbisnis tentu saja untuk mendapatkan keuntungan. Hanya saja besar kecilnya keuntungan akan ditentukan dari jenis produk yang dipilih sebagai usaha hingga pemasarannya. Ikan nila merupakan jenis bisnis yang memiliki peluang cukup tinggi.
Ada beberapa alasan mengapa budidaya ikan ini sangat menguntungkan yaitu:
1. Modal tidak terlalu tinggi
Ketika memilih bisnis hal utama yang jadi bahan pertimbangan adalah modal. Untuk usaha ikan nila di desa, tidak banyak modal yang dibutuhkan. Modal yang dibutuhkan pertama adalah lahan. Jika lahan sudah tersedia maka tidak perlu memikirkannya, tinggal membentuk kolam. Selanjutnya adalah bibit ikan dan diteruskan dengan cara pemeliharaan yang tepat.
2. Persaingan masih rendah
Pertimbangan bisnis yang kedua adalah soal persaingan. Budidaya ikan nila masih belum banyak dipilih sebagai usaha, kebanyakan masyarakat masih memilih ikan lele. Oleh karena itu persaingan ikan nila di pasaran masih relatif longgar. Ditambah lagi permintaan akan ikan nila cukup tinggi. Dari sini bisa dilihat bahwa peluang usaha budidaya ikan nila di desa sangatlah menguntungkan.
3. Pemeliharaan yang relatif mudah
Budidaya ikan nila memiliki pemeliharaan yang cukup mudah di mana bibit cukup tahan terhadap penyakit. Untuk kolam sendiri bisa dibuat dengan kolam terpal atau kolam beton. Cara budidaya ikan nila di kolam terpal tidak sulit karena hanya perlu membentuk kolam dari bahan terpal. Tapi jika Anda memiliki modal lebih banyak bisa juga membuat kolam beton.
4. Harga jual stabil
Ikan nila memiliki harga jual lebih stabil dibandingkan lele atau ayam. Apabila terjadi penurunan harga yang terjadi tidak terlalu signifikan. Oleh karena itu, ikan nila termasuk kategori yang memiliki harga lebih stabil. Tidak terlalu banyak pengaruh dalam hal harga membuat pebisnis memberikan keuntungan yang lebih aman.
Analisa Bisnis Budidaya Ikan Nila di Desa
Membudidayakan ikan nila di desa memberikan banyak keuntungan, tetapi perlu juga mengetahui dari segi analisisnya. Ada beberapa biaya yang perlu diperhatikan dari peralatan, biaya tetap, variabel, dll. Berikut ini analisa yang bisa dilakukan:
1. Modal peralatan
Beberapa modal peralatan yang dibutuhkan antara lain sewa lahan, pembuatan kolam ikan, pompa air, bibit ikan dan lain sebagainya. Jika ditotal biaya yang dibutuhkan modal peralatan adalah sekitar 8 juta rupiah.
2. Biaya operasional tetap bulanan
Operasional bulanannya salah satunya yang harus dipertimbangkan adalah operasional tetap. Yang termasuk di dalamnya adalah penyusutan sewa tempat, penyusutan pompa air, penyusutan jaring, hingga gaji karyawan. Biaya yang dibutuhkan sekitar 1,8 juta rupiah.
3. Biaya operasional variabel bulanan
Selain biaya tetap, biaya variabel juga perlu dipertimbangkan seperti air dan listrik, pupuk, pakan tambahan, pupuk, vitamin, obat-obatan dan lain sebagainya. Jika ditotal biaya variabel bulanan ini sekitar 8 juta rupiah.
Jika ditotal selain biaya modal, maka per bulan yang perlu dipersiapkan adalah 9,8 juta rupiah. Sedangkan pendapatan yang bisa didapatkan dari 10 kg ikan nila adalah sekitar 400 ribu per harinya. Apabila dikalikan selama 30 hari, maka pendapatan yang dimiliki sekitar 12 juta rupiah.
Keuntungan yang bisa didapatkan adalah sekitar 2 juta rupiah lebih. Apabila investasinya atau modal peralatan adalah 8 juta rupiah, maka untuk budidaya ikan nila di desa bisa balik modal sekitar 3 hingga 4 bulan. Selebihnya pebisnis akan mendapatkan keuntungan saja. Bagaimana, apakah tertarik untuk memulai budidaya?
Sumber : https://ruber.id